Kabupaten Semarang - Jeritan warga Desa Randugunting, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, semakin nyaring! Kelangkaan gas elpiji 3 kg membuat kehidupan sehari-hari menjadi kacau. Mulai dari ibu rumah tangga, pedagang kecil, hingga buruh pabrik, semua terdampak akibat sulitnya mendapatkan gas bersubsidi ini. Senin 17 Februari 2025.
Sudah berminggu-minggu warga harus berburu gas dari satu pangkalan ke pangkalan lain. Antrean mengular dan harga di pengecer melambung jauh di atas harga eceran tertinggi (HET). Situasi ini membuat masyarakat semakin terbebani, terutama mereka yang mengandalkan gas untuk memasak dan menjalankan usaha kecil.
Keluhan Warga:
Siti, seorang ibu rumah tangga sekaligus buruh pabrik tekstil di Bawen, mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan dapurnya.
"Setiap hari harus masak, tapi gas langka dan mahal. Kalau pun ada, harganya sudah naik. Kami bingung harus bagaimana, " keluhnya. Senin (17/02/2025).
Hal yang sama dirasakan para pedagang kecil seperti Agus, penjual gorengan di Randugunting.
"Gas naik terus, kalau harga jualan ikut naik, pelanggan kabur. Tapi kalau tidak naik, kami yang rugi, " ujarnya dengan wajah cemas.
Panggilan Darurat ke Pemerintah!
Warga mendesak pemerintah segera bertindak agar kelangkaan ini tidak berlarut-larut. Mereka berharap ada solusi konkret agar distribusi gas kembali normal dan harga tetap terjangkau.
Pihak berwenang mengaku sudah menerima laporan terkait permasalahan ini dan berjanji akan segera mengatasi gangguan distribusi. Namun, warga berharap janji tersebut segera ditepati sebelum situasi semakin memburuk. (red)